Minggu, 03 Januari 2016

Cerita Hantu dari Tanah Kalimantan 1

Cerita ini merupakan pengalaman pribadi ane selama bertugas di Kalimantan. Mohon maaf bila tidak menggunakan spoiler karena memang ane belum paham caranya. Baiklah dimulai saja.

Sebagai pekerja di dunia Telko, ane ditugaskan oleh perusahaan tempat ane bekerja untuk memegang project telko di Kalimantan. Sebelumnya ane pernah dengar bahwa Kalimantan merupakan tanah / pulau yang masih memiliki daya mistis, namun ane tidak menyangka kalau ane sendiri bakal mengalaminya sendiri.

Sebagai pendatang di Kalimantan, rutinitas ane lebih banyak bekerja dengan team dan jarang sekali berinteraksi dengan warga sekitar karena memang hampir nyaris tidak ada waktu sama sekali. Suatu sore, ketika ane sedang membersihkan base tempat kami tinggal, seorang anak buah ane menyampaikan kalau ada orang di luar ingin bertemu ane.

Anak buah : “Boss,… ada orang di depan, katanya pengen ketemu.”

Ane : “Siapa … ?”

Anak buah : “Wah saya tidak kenal boss,….”

Lalu ane keluar menemui orang tersebut. Dalam penglihatan ane, orang ini berperawakan kecil namun sepertinya punya wajah yang “keras”. Selanjutnya orang ini ane sebut dengan panggilan bapak.

Ane : “Ada apa ya pak,…… ?” Tanya ane

Bapak : “Pian (sebutan untuk anda) ini pimpinan sini kah ?” tanyanya

Ane : “Iya pak, benar…… ada apakah ?” Tanya ane lagi.

Bapak : “Oh tidak,…. Hanya ingin bertemu saja.”

Lalu kamipun mengobrol sambil berdiri, dan posisi kami tetap berada di luar rumah (halaman). Karena sudah masuk waktu maghrib, ane pun pamit kepada bapak ini untuk sholat maghrib dulu. Si bapak mempersilahkan ane untuk sholat.

Seperti biasa, ane sholat maghrib lalu dilanjutkan dengan wiridan seperti biasa. Ane pikir ada sekitar 30 – 40 menit ane sholat dan wiridan. Ane juga berpikir si bapak tersebut pasti sudah beranjak pulang. Namun ketika usai ane wiridan, ane sempatkan diri untuk melihat ke halaman rumah. Tampak oleh ane si bapak tersebut tetap berdiam ditempatnya semula dan tak beranjak pergi sambil matanya menatap tajam kearah rumah tempat ane berada.

Karena ane tidak enak, akhirnya ane keluar untuk menemuinya lagi. Belum ane bicara banyak, tiba-tiba si bapak berkata :

Bapak : “Pian, ikut ke rumah yuk,…” ajaknya

Ane : “Ada apa ya pak,….?” Tanya ane

Bapak : “Nggak, ada sesuatu yang mau bapak tunjukkan,…” katanya

Ane setengah ragu meng-iyakan ajakan tersebut. Rupanya keraguan ini seolah terbaca oleh si bapak, hingga akhirnya si bapak tersebut berkata :

Bapak : “Udah,… pian ikut saja, nanti pulangnya dianterin lagi, kan bapak bawa motor nih,…” sahutnya setengah memaksa.

Akhirnya terdorong karena rasa penasaran bercampur tidak enak bila menolak, ane ikuti ajakan itu. Jujur saja ada perasaan gamang di jalan menuju ke rumah si bapak.

Singkatnya ane tiba di rumah si bapak yang langsung di ajak masuk ke kamarnya. Setibanya di dalam mata ane langsung melihat sekeliling dan tampak sekali banyak terdapat benda-benda supra di sana. Kami duduk di lantai sambil bersila dan si bapak mengatakan kalau ada beberapa benda yang ingin diberikan.

Bapak : “Pian, ini bapak punya minyak kuyang, pian mau kah ?” tanyanya

Ane : “Minyak kuyang ini minyak apa ya pak,… ?” Tanya ane.

Jujur saja ane memang tidak tahu. Saat itu ane lihat ada 3 cupu yang isinya minyak di sodorkan.

Bapak : “Minyak kuyang ini fungsinya untuk membuat lawan jenis tertarik dan mengikuti kemauan kita, kemudian minyak kuyang ini fungsinya untuk menarik uang balik, maksudnya bila dioleskan ke uang dan uangnya dipakai berbelanja maka uang tersebut akan balik, sedangkan yang ini adalah minyak kuyang darah dimana bila pian tidak suka dengan seseorang, pakai saja minyak kuyang ini nanti pasti yang bersangkutan akan tertimpa sesuatu.” Jawab bapak itu menjelaskan secara gamblang.

Bapak : “Bagaimana, pian mau ambil yang mana ?” tanyanya lagi

Ane : “Pak, dengan segala kerendahan hati dan tidak bermaksud menolak pemberian bapak, saya tidak akan mengambil satupun minyak ini. Alasannya adalah, minyak yang satu ini mungkin berfungsi sebagai pemelet, kalau saya gunakan saya khawatir akan membuat saya menjadi sombong hingga akhirnya menyalah gunakannya.”

Ane : “Kemudian untuk minyak kuyang yang nomor dua ini, saya juga tidak bisa mengambilnya karena saya pikir kalau saya gunakan dengan mengoleskannya ke uang dan saya pakai belanja lalu uang tersebut kembali, maka secara tidak langsung saya akan membuat pemilik warung tersebut merugi.”

Ane : “Untuk yang terakhir ini, saya merasa tidak memiliki musuh dan almarhum guru dan orang tua selalu mengajarkan saya berbuat asih kepada sesame. Jadi kalau saya ambil malah tidak akan berguna sama sekali di tangan saya.”

Demikian ane menjelaskan secara gamblang pula kepada si bapak. Sejujurnya ada rasa khawatir si bapak akan tersingung dengan penolakan ane tersebut. Namun ane tetap berusaha bicara dengan santun sambil berharap kepada Allah untuk memberikan kemudahan agar si bapak tidak tersingung

0 komentar

Posting Komentar