Minggu, 03 Januari 2016

Kamu dari Mana ?

korban = ane dan sepupu ane
lokasi = dermaga

suatu sore dimana matahari belum mau beranjak pergi, ane memutuskan untuk mengembalikan gitar yang ane pinjem dari sodara sepupu ane di suatu pulau yang terpisah dari kota banjarmasin, di batasi oleh sungai yang lumayan besar, untuk menuju lokasi kami harus menggunakan jasa penyebrangan feri, ane pun meminta sodara sepupu ane yang lainnya untuk menemani .

setelah kami sampai di rumah sodara kami itu, suasana desa dan sejuknya udara dari pohon pohon yang berusia sangat tua memberikan sensasi yang berbeda dari rumah kami yang berada di daerah perkotaan .

begitu kami melangkah kearah rumah sodara ane itu, dari kejauhan tampak bapaknya sodara ane itu sudah menyambut dengan senyum ramah, "ehh senja, ayo kerumah itu mas mudyanya ada di kamar lagi siap siap mau ke banjarbaru tuh ada dapet kerjaan di sono" "oke pakde" ane langsung masuk aja kerumah beliau.

<skip>

malam pun tiba, kami masih ngobrol ngobrol dengan ibu dari sepupu ane itu "ngomong-ngomong pacarmu kok ga pernah kamu bawa?" kata bude ane membuka pembicaraan " santai aja bude ga perlu dicari juga datang sendiri " (padahal emang ga laku ) " senja ini pacarnya dari alam gaib bu" kata anak kedua beliau yang baru pulau kerja "wah jangan gitu juga mbak ". jleeeb langsung mati lampu "wah gimana nih pulang?" kata si alvi sepupu yang nemenin ane kesini.

<skip>

karena malam semakin larut, kami memohon ijin untuk pulang. sedikit ane gambarkan, di sini adalah area pabrik kayu yang sudah tidak terlalu beroprasi, pabrik yang pernah jadi pabrik kayu terbesar ini menjadi onggokan gudang dengan pencahayaan yang minim, ditambah lagi mati lampu yang bikin suasana rada gimana gituuu :serems . sepanjang perjalanan kami menuju dermaga hanya rumput rumput ilalang yang tinggi lah teman kami, di antara semak semak dan pohon tua yang menjulang, pasangan mata mengawasi gerak gerik kami. atmosfer ghaib yang bikin perasaan ga enak dan sedikit membuat nafas ane tersengal sengal menyelimuti jalan yang hanya setapak.

begitu sampai di dermaga duduk seorang bapak-bapak yang duduk menyamping, (posisi kami datang berada disamping beliau) ssepupu ane yang nemenin ane kebetulan yang bawa motor ga enak karena lampu motor menghadap beliau sepupu ane mematikan mesin. ane pun turun dan duduk di kursi yang berhadapan beliau. "besar dek tadi yang digiling?" kata beliau kepada ane, "menggiling apa pak?" jawab ane , " kalian kan yang menggiling di belakang tadi?" kata beliau dengan pandangan kosong yang menghadap ke arah sungai "oh bukan pak kami dari rumah sodara" "oh gitu" kata beliau". pembicaraan pun terhenti diselingi bunyi jangkrik serta kegelapan malam yang pekat ane pun menyalakan sebatang rokok. "bapak mau nyebrang ke Banjar juga?" tanya saya lagi, "iya" jawab beliau singkat. taklama datanglah kapal frei yang ditunggu. dengan sigap sepupu ane langsung menaikan motor ke kapal tersebut, setelah kapal berbalik arah untuk menuju banjarmasin, ane baru sadar "eh mas, bapak yang tadi ga jadi naek ferri yah?" " gatau gua " jawab sepupu ane karena jarak ferri dan dermaga belum jauh, hanya sekitar 10 meter ane mulai menelanjangi gelap malam untuk mencari keberadaan bapak bapak yang tadi ngobrol dengan kami. dan ternyata "anj*nk yang tadi kayaknya bukan orang" kata ane setengah teriak. "ah serius lo? " kata sepupu ane :serems "liat aja tuh udah ilang aja ga tau kemana " kata ane dan kami berdua pun merinding hebat. kami pun baru saja sadar, bahwa kami yang hanya menumpang kapal tersebut, dan malam itu ternyata malem jum'at.

0 komentar

Posting Komentar