Minggu, 13 Desember 2015

Malam ke 5 Di Rumah Sakit

Menjelang pagi di hari ke 4, nampak pasien sebelah mulai bebenah mau pulang karena kondisi sakitnya sudah mulai membaik, setelah mendapat acc dokter dan menyelesaikan administrasi, merekapun meninggalkan ruangan.
Tidak lama, sekitar 3jam-an, kira2 jam 5 sore datang lg pasien baru.
Waktu itu posisi gorden sudah sy tutup dan cuma terdengar saja suara-suara erangan dari pasien baru serta beberapa orang lainya, mungkin orang tua atau saudaranya.
Dari percakapan mereka dengan dokter yang ikut dari ruang IGD, pasien itu kondisinya "perut membuncit" seperti ibu-ibu yg sedang hamil 8bln, padahal dia laki-laki, dia seperti itu sudah 1 minggu, penyebab yang dijelaskan ibu pasien karena sebelum sakit sang pasien makan makanan asem dan pedas, terus sakit perut dan di urut, akhirnya bengkak seperti hamil.
Sekilas mendengarnya, sy pingin ketawa, aneh, sungguh gak masuk akal.
Dokter yg tadi terdengar berucap; "ya sudah, besok pagi kita akan lakukan cek-up", ya seperti USG, cek darah dan lain-lain. "Usahakan pasien untuk malam ini sampai menjelang pemeriksaan untuk berpuasa".
begitu kurang lebihnya yg sy dengar.
Malam harinya, sang ibu pasien sebelah dan penunggu lain masih ngobrol, tak henti-hentinya menceritakan keadaan anaknya itu, sang anak sih hanya terdengar mengeluh sakit dan gak berhenti mengaduh.
Terdengar begini : "pak", kata sang ibu .., gimana kalo misal besok setelah diperiksa dan diobati di rmh sakit ini si otong (nama samaran) tidak sembuh, kita bawa saja sama "orang pintar" yg dikatakan adikmu"..
Sang ayah hanya menggumam: "sudahlah bu, berdoa saja, kita usahakan jalan terbaik untuk anak kita".
Terdengar satu suara lg (kmungkinan paman si pasien) : " iya mas, besok aku mau ke rumah si "mbah", orang yg penyakit kaya bgini. sll sembuh setelah berobat dari sana".
Kurang lebihnya begitu percakapan di malam ke 4 itu yg sy rangkum.
Sy makin penasaran, sakit apakah pasien sebelah dan penasaran ingin melihatnya.
Pagi menjelang, suster, OB dan teman-temanya mulai beraktifitas, gorden2 dibuka dan ruangan dibersihkan, sehingga sy bisa melihat langsung kondisi nya. Betul saja, dia meringis sambil menekan perutnya yg bulat seperti bola, swiiiirrr... sesaat sy memandangnya tiba-tiba bulu kuduk saya merinding dan nafas saya tersenggal.... mmmmh, gak salah, jangan-jangan ini bukan sakit biasa.. semoga saja.
Sy cepat-cepat berpaling dan pura-pura mengerjakan hal lain.
skip..
Setelah pemeriksan dilakukan dan hasil lab diberitahukan dokter sore itu, menjelang magrib. Orang tua dan sy yg mendengar sangat terkejut sekali, hasil USG tidak menemukan apapun di dalam perutnya, darah normal, serta hasil pemeriksaan lain pun normal. beuuuh..
Tapi yg namanya medis, pasti harus mengeluarkan diagnosa karena memang secara fisik pasien terlihat menderita, sy dengar sih sang dokter menyatakan "Hepatitis", karena hatinya membengkak dan harus menjalankan operasi pengambilan "benda, cairan atau apapun yg ada di dalam perutnya". besok..
Waduh, malam ke 5 itu menjadi malam galau bagi sang pasien, sang ibu, bapaknya dan galau juga buat saya.
Saya galau .. karena malam itu setelah mereka tidur semua, menjelang dini hari saya bangun sendiri.. mendengar suara aneh, semacam erangan-erangan srigala..
Sy sangka itu suara dengkuran bapaknya.. tp sangat jelas sekali .. membuat sy gemetar dan semua bulu merinding..
sy pun tidak berani menyingkap gorden untuk sekedar mencari tahu, dan sudah sepantasnya sy tidak perlu tahu.. urusan mereka..
Suara erangan itu tidak begitu keras, halus .. dan terdengar juga seperti suara cakaran di atas kasur tempat pasien sebelah berbaring..
skip aja deh, karena rasa takut n merinding pada saat itu pol abis..
Saya sempet berfikir juga, apa itu suara erangan dari mulut pasien, dan garukan jari tangan pasien, seolah keraksukan roh lain..
atau memang ada mahkluk lain yg duduk disamping pasien..?
entahlah ..
Ke esokan harinya, keluarga pasien sebelah menandatangani surat pernyataan pulang paksa, karena mereka positif untuk berobat "alternatif" saja.
Selain biaya operasi yg mahal juga melihat kondisi pasien yg sakitnya tidak wajar..
Maaf saya tidak menceritakan kondisi atau cerita-cerita lain yg didapat dari sang ibu, karena ini menyangkut masalah pribadi mereka.
Intinya sih, ada sesuatu masalah yang didapat dari hasil kurang baik, entah dari bapak si pasien atau si pasien itu sendiri.
Tindakan buruk kita kepada orang lain yang membuat orang sakit hati memang tidak sepantasnya kita lakukan,
meminta maaf dan memberi maaf adalah tindakan bijak yang seharusnya kita lakukan.
Agar semua tindakan buruk yg sengaja atau tidak sengaja kita tanam, tidak menghasilkan buah yg buruk juga dikemudian hari.
wslm,

0 komentar

Posting Komentar