Jumat, 11 Desember 2015

Pengalaman Cuti 2

Dengan berat hati saya meninggalkan belut yang saya bakar tadi, anggap saja hadiah untuk si genderuwo (-___-").
Sambil terus berjalan dan tidak mencoba untuk berbalik ke arah belakang, saya akhirnya membuat keputusan, lebih baik saya pulang...
Ya saya lebih baik pulang dan menghentikan jalan-jalan ini, tapi...
Seakan udah lupa sama 2 peristiwa sebelumnya, saya coba untuk melupakan kejadian barusan saat bertemu dengan genderuwo itu.
Musik di HP pun saya kembali mainkan, kali ini dengan volume yang maksimal dan lampu senter terus menyoroti pematang sawah,
sepanjang jalan saya terus menyanyikan lagu dari grup band AC/DC.
sampai suatu moment yang lumayan menjengkelkan, tiba2 lampu senter mati!!!, saya pun ngomel sama lampu senter.
"Pliss!!! jangan kaya di film2 donk"
Dengan terpaksa saya matikan lagu dan mulai menggunakan blitz kamera dari HP untuk melihat situasi dimana saya sekarang.
Di samping saya ada sebuah bangunan tanpa jendela, hanya 1 pintu kecil yang sepertinya udah jarang dibuka itu adalah bangunan sarang burung walet.
Dulu orang-orang desa suka membuat bangunan yang gunanya untuk tempat burung-burung walet bersarang, dan
bangunan yang ada di sebelah saya waktu itu sepertinya sudah tidak beroperasi lagi.
"Nice place for them, so unlucky i'm" sok sok inggris dalam hati, bingung karena kurangnya penerangan membuat saya berfikir keras,
karena kalau bermodal jepretan kamera malah bikin pusing, dan saya pun meng active kan kamera video dengan night mode, dimana lampu
blitz kamera akan terus menyala (how genius i'm).
baru saja lampu HP menyala tiba-tiba terdengar sosok suara yang menyandung dalam bahasa sunda.
"Ayun ambing... di ayun-ayun ku samping..."
Terus seperti itu di ulang-ulang, I know what it is, sepertinya mitos dan rumor warga memang sudah di manfaatkan dengan baik oleh jin
disini.
benar saja, ga jauh dari bangunan untuk sarang walet tersebut, ada sebuah pohon besar, dan di salah satu dahan ada kuntilanak yang sedang duduk
membelakangi sambil terus menyanyikan lagu sunda tersebut.
this time for me to running, yup mau ga mau saya musti lari ke desa, cukup banyak energi yang hilang malam ini ditambah dengan perut yang lapar.
saya pun berlari, lari melewati tempat si kuntilanak hinggap, dan pas saya melewati pohon tersebut, mulailah suara khas dari si miss hantu indonesia...
tawa cekikikan khasnya lumayan bikin bulu kuduk berdiri.
saya sama sekali tidak memperhatikan si kuntilanak, saya fokus sama jalan agar saya bisa terus berlari, namun bisa saya spekulasikan bahwa si kuntilanak
ini sedang mengikuti saya. sampai akhirnya saya sampai di rumah ujung desa yang didiami 8 anak hitam, anak hitam itu semua masih ada di posisi semula, kali ini mereka berlari ke arah saya yang sedang berlari, bukanya berhenti, saya malah menambah kecepatan karena saya tahu, saya ga akan bertabrakan dalam
harfiah benda keras bertemu benda keras...
finally saya pun sampai di ujung desa dengan keringat yang sudah membasahi badan saaya karena berlari dari tadi, nafas saya tersengal-sengal karena capek, namun ada perasaan lega karena sudah terlihat rumah warga.
dari kejauhan ada seseorang yang saya kenal, dia adalah paman saya, beliau sepertinya dari tadi mencari saya, dia berencana mengajak saya untuk ikutan menjaga sungai yang sudah diisi ikan untuk acara ceremonial desa.
"Dari mana saja kamu, saya cariin, Dasaar !!!"
tegur paman sambil sedikit kesal
Sambil menelan ludah dan nafas yang tersengal-sengal saya cuma jawab
"Mungkin saya harus ngurangi ngerokok deh mang...."

0 komentar

Posting Komentar