Cerita Hantu Kesurupan Penunggu Pabrik

Kisah ini terjadi di Denpasar, Bali tahun 2009 silam.
Saat itu saya bekerja sebagai karyawan di perusahaan A. Perusahaan ini bergerak di bidang kerajinan tangan dan punya pabrik untuk produksi. Dan di dalam pabrik itu ada banyak mesin yang digunakan untuk melubangi kayu supaya muat saat dipaku.
Suatu siang, saat sedang asyik mendesain, tiba-tiba saya dikagetkan oleh suara teriakan seorang wanita dari dalam pabrik. Karena penasaran, saya pun segera keluar ruang kerja dan berlari ke dalam pabrik.

Saya melihat seorang wanita umur 40 tahun sedang menangis sambil terkulai lemas & saya lihat jempol tangan kanannya hampir lepas, darah bercucuran.

Saya bertanya kepada teman saya, apa yang terjadi pada ibu itu?

dan jawab teman saya, jempolnya kepotong dan hampir lepas, itu kepotong di mesin kayu (mesin untuk melubangi kayu),

teman saya lalu menelaskan, anehnya, ibu itu tadi secara tiba-tiba meletakkan jempolnya di tempat mesin pelubang kayu dan langsung menyalakan mesin. ya kami juga kaget kok bisa sampai begitu.

saya pun jadi bertanya-tanya, pasti ibu ini lagi ada masalah, jadi nggak konsen kerjanya. karena, di ruangan itu sudah terkenal akan mistisnya. sampai ada sebuah kertas peringatan yang memang ditempel di sana, isinya kurang lebih begini: bagi wanita yang sedang haid/ ada masalah pribadi, dilarang masuk ruangan ini.

oke, balik lagi ke si ibu tadi. akhirnya si ibu sudah dibawa ke rumah sakit dan diobati.
Sepulang kerja, saya yang masih teringat kejadian itu bertanya kepada beberapa warga yang rumahnya di belakang pabrik, dan mereka mengatakan kalau kejadian jempol ilang itu sudah lumrah, tiap tahun pasti ada, bahkan beberapa warga, sering mendengar suara barang-barang yang dilempar di dalam pabrik setiap malam.

besok pagi, saya kaget karena banyak teman-teman saya yang orang bali sudah memakai kemben dan baju adat. "Mau ada upacara untuk membersihkan pabrik, biar nggak ada korban lagi," ujar teman saya.

Wah, mesti cari pinjeman baju adat nih, gumam saya. Dan ngga berapa lama, upaara pun dimulai, karena saya sudah pakai baju adat, jadi saya pun bisa mengikuti prosesinya langsung.

Seorang pemangku sedang mencipratkan air suci ke seluruh ruangan pabrik, dan ke mesin yang dipegang sama si ibu kemarin. Setelah itu, pemangku memanggil ibu itu dan menyuruhnya duduk, menciprati ibu itu juga dan tiba-tiba si ibu itu berdiri perlahan-lahan dan berteriak seram dalam bahasa bali, si ibu juga sambil menari-nari.

Kira-kira 15 menit, datanglah pak bos pemilik perusahaan dan mendekati si ibu itu. Pemangku juga mencipratkan air suci kepada bos saya. Cuman bos saya hanya duduk dan tertunduk. Si ibu yang lagi kerauhan (kerasukan) makin ga jelas ngoceh dalam bahasa bali, intinya dia minta supay ruangannya dibersihin, ga mau lagi ada yang kotor-kotor dan minta dibuatin tempat sesaji kecil di dalam ruangan. selesai ngoceh, ibu itu teriak-teriak lagi dan nangis keras banget. dia lansung pingsan dan sekarang bos saya yang kerauhan

buset, si bos juga teriak pake melotot gan, malah lebih keras teriakannya, dan ngoceh dalam bahasa bali. dia bilang: aku ini penghuni rumahmu. dari depan sampai belakang kamu sudah buatin pelinggih tapi kenapa kamu nggak buatin juga yang di tengah (buat di ruang mesin maksudnya), ini yang buat aku kecewa. trus si bos teriak dan nari-nari, en habis itu nangis. si bos bilang lagi: buatkan pelinggih juga disini, supaya semua nyaman, supaya semua tenang. habis ngoceh terus pingsan bos saya.

nah, pemangku tadi akhirnya cipratin air suci ke si bos dan si ibu. mereka berdua dikasih mantra-mantra doa gitu. dan pemangku itu bilang, jangan lagi melanggar peraturan yang sudah dibuat. kalau sampai dilanggar bisa fatal akibatnya.

minggu depannya, ane lihat di ruangan itu udah dibuatin pelinggih gan, walaupun biaya untuk pembuatannya bisa dibilang ga murah