Selasa, 06 Oktober 2015

Ekspedisi Alas Purwo




Alas Purwo - 2012

Kalo berbicara tentang Alas Purwo pastilah kita fikiran kita akan langsung tertuju pada sebuah hutan yang luas, yang di penuhi pepohonan dan binatang liar.

Ya, Memang benar, alas purwo merupakan sebuah hutan yang termasuk dalam taman nasional. Yang terletak di kawasan Jawa Timur.

Pada cerita kali ini, aku tidak akan menceritakan tentang bagaimana alas purwo itu dari sisi kehutanannya, melainkan aku akan bercerita tentang perjalananku ke hutan ini. Tentang pengalaman supranatural, spiritual, bahkan budaya yang kudapat selama perjalananku ke hutan ini.

Di awali dari kumpul bersama teman-teman ku pada hari jumat malam, kami secara mendadak memutuskan untuk berangkat melakukan expedisi ke Alas Purwo. Keesokan harinya, pukul 11 malem, kami berangkat ber 3, dengan menggunakan mobil.

Skip, akhirnya kami sampailah disebuah rumah yang adalah rumah seorang guru dari temanku. Tanya punya tanya, ternyata beliau sudah mengenal alas purwo lebih dari 33 tahun. Dan sempat bertapa juga di Alas Purwo. Akhirnya berangkatlah kami bersama 3 orang lainnya menuju ke alas purwo.

Meski jalan menuju alas purwo masih sangat rusak, tidak mengahalangi kami untuk tetap melanjutkan perjalanan. Hingga sampailah mataku pada deretan pepohonan yang membentuk lorong seolah-olah kami di sambut oleh pengawal-pengawal kerajaan.

Akhirnya sampailah kami di depan pintu masuk alas purwo ini. Sepanjang jalan masuk hutan ini, telah kurasakan hawa yang sangat menenangkan siapa saja yang berada disana. Selain hawa dari hutan itu sendiri, aku merasakan adanya tarikan energi yang kuat sepanjang perjalanan kami. Dan aku masih memepertanyakan dari mana energi itu berasal.

Akhirnya sampailah kami di tempat parkir, lokasi dimana kami memulai perjalanan ini, dengan hanya berjalan kaki. Dan yang sangat menarik, menurut guru temanku, kami harus berjalan kaki tanpa menggunakan alas kaki. Tanpa banyak bertanya, kami semua mengikuti saran dari guru tersebut. Dan memulai langkah kami, yang kemudian disambut oleh 2 ekor kijang .


Foto itu berhasil aku abadikan melalui kamera digital ku. Aku merasa hutan ini masih sangatlah tidak terjamah oleh orang banyak. Terdapat banyak goa-goa yang telah ditemukan di tempat ini, membutuhkan lebih dari 1 minggu agar dapat mendatangi setiap goa di hutan ini.

Mulai kami melangkahkan kaki, menuju Goa pertama, Goa Istana, yang dulu pernah digunakan oleh Bapak Proklamator kita, sebagai tempat untuk bertapa.

Sebelum kami sampai di goa tersebut, kami di hadapkan pada sebuah kucuran air, dimana kami beristirahat, mandi, dan mengisi kembali perbekalan yang akan kami bawa untuk meneruskan perjalanan. Perjalanan kami lanjutkan, hingga sampailah aku dihadapkan dengan sebuah goa yang dikenal dengan nama goa istana.

Konon goa istana ini sering digunakan sebagai tempat bersemedi Presiden pertama Indonesia. Yapp,,goa ini diberinama karena sering digunakan oleh bung karno sebagai tempat bersemedi. Goa istana cukup luas, dimana terlihat beberapa orang sedang duduk-duduk disana. Kami, masuk dan beberapa dari anggota kami bersiap melakukan meditasi didalam goa ini.

Aku memutuskan untuk mengambil gambar-gambar goa terlebih dahulu, karena goa ini begitu "ramai" sehingga menarik keinginanku untuk mengabadikannya dalam gambar.



Goa ini memiliki sebuah goa kecil lainnya didalamnya, disana gue dan team lain bersiap untuk melakukan meditasi.

And the story begins.....

Saat aku lagi khusyuk berzikir didalam goa, tiba-tiba sekelebatan cahaya biru jatuh tepat didepanku, dimana cahaya itu juga terlihat oleh anggota team yang lainnya. Tapi tak satupun bergeming, semua kembali mengkosentrasikan pada fokusnya masing-masing.

Semakin dalam aku masuk kedalam keheningan meditasi itu, perlahan ku dengar derap kaki berlarian, seperti ribuan pasukan yang berperang dimedan pertempuran, apa ini ? .. sesaat kemduian kudengar suara tabuh gamelan yang mendayu-dayu membuat suasana tengan,,sampai akhirnya dihadapanku berdisi sesosok laki-laki yang dalam perwujudan seseorang yang siap bertempur, lelaki itu memiliki enam lengan dan setiap lengannya membawa senjata. Durga ? Bukan! aku dapat melihat jelas bahwa wujud yang berdiri didepan ku itu adalah seorang pria, bukan seorang wanita.

Lelaki itu semakin mendekat kepadaku, janggutnya yang panjang dan wajahnya yang berkharisma membuat semakin gagah ia tampak, lelaki itu tak berbicara sepatah katapun, hanya memandangi ku dari tempatnya berdiri.

Sesaat kemudian, meditasi dihentikan, karena dirasa sudah cukup, dan setelah kami bergegas ingin keluar dari goa itu, tiba-tiba dihadapan ku jatuh sebuah benda dari langit-langit goa, dan langsung tenggalam dalam genangan air yang ada digoa tersebut. Mataku terarah pada lumpur-lumpur yang naik keatas permukaan air, menandakan yang terjatuh adalah benda berat yang mencapat dasar air tersebut, namun saat aku ingin mencari benda itu, teman ku meyakinkan ku bahwa benda itu adalah kelelawar yang ada digoa itu, kusadari bahwa goa itu memang dipenuhi kelelawar dan aku mengurungkan niat untuk mencari tau benda apakah itu sebenarnya.

Hingga pada suatu saat, lelaki yang sempat terlihat tadi mendatangi ku tadi, datang kembali dan bertanya, kenapa aku tidak menggambil "hadiah" yang ia berikan kepadaku.. disanalah aku tau bahwa benda itu adalah segumpalan batu yang diberikan lelaki yang berdiri didepan ku tadi sebagai "hadiah" yang tidak disebutkan kenapa dan untuk apa.

Itulah sedikit kisah ku mengawali perjalanan dalam expedisi alas purwo diakhir tahun 2012 lalu.

Sekian

0 komentar

Posting Komentar