Senin, 05 Oktober 2015

Tatapan Mata Para Pahlawan

Awal cerita terjadi pada waktu kelas 4 SD dulu, dan masih membekas dibenak pikiran saya sampai sekarang. Saya bersekolah di salah satu sekolah negri di kota Yogyakarta. Kejadian bermula pada waktu awal masuk sekolah kelas 4, entah mengapa pada naik kelas 4 saya sering melihat sesuatu yang aneh, dan baru saya sadari setelah sudah besar bahwa itu adalah 6th sense.

Pada waktu pertama kali masuk biasanya para siswa berlomba masuk pagi untuk memilih tempat duduk yang sesuai dengan selera. Datanglah saya pagi-pagi sekali sekitar jam 06.30, dan ternyata saya siswa ke 2 yang datang pada hari itu, terlihat hanya terdapat 1 tas ransel berwarna biru yang berada di meja tengah baris depan dalam ruangan kelas tersebut.

Saat memasuki ruangan kelas, udara pekat mulai terasa, ruangan seperti memiliki kadar oksigen yang rendah, Kelas 4 ini berada di pojok sebelah utara timur, bersebelahan dengan gudang penyimpanan alat2 olahraga. pintu masuk yang berada di sebelah papan tulis, beserta jendela di sisi tembok sebelah barat dengan pemandangan gudang alat olahraga. Entah mengapa cahaya matahari pun seperti enggan untuk masuk ke dalam kelas, sehingga hampir setiap pagi menuju siang lampu selalu hidup untuk menemani kegiatan belajar mengajar kami. Pada kelas tersebut terdapat juga lemari-lemari buku yang berjajar disepanjang tembok ruang kelas, karena memang kelas 4 tersebut seperti digunakan sebagai penyimpanan buku juga, mungkin karena tidak terdapat ruangan lagi untuk tempat perpustakaan.

mulailah saya memilih tempat yang sesuai dengan selera saya, saya pilihlah tempat duduk di tengah-tengah kelas. Sembari menunggu teman yg lain datang, Saya duduk di kursi tengah tersebut sambil memandangi ruangan kelas. Pemikiran anehpun mulai menusuk di otak saya "kenapa banyak lukisan pahlawan-pahlawan dalam kelas ini, sedangkan kelas lain tidak ada, maksimal terdapat 1 gambar pahlawan saja di kelas lain, beserta pajangan presiden dan wakil presiden nya pada waktu itu".

Pada saat pemikiran yang aneh tersebut bergeliat di otak saya, mulailah terasa terdapat beberapa pasang mata yang sedang melihat saya yang seolah merespon dengan apa yg sedang saya pikirkan, entah secara reflek ato memang sengaja aku melihat mata-mata lukisan para pahlawan yang terpasang di sisi sisi tembok kelas. Dan entah mengapa tatapan mata pahlawan tersebut mengarah ke tengah-tengah kelas tepat dimana saya sedang duduk, secara logika, lukisan yang ada disudut kelas harusnya lingkaran hitam mata berada tepat di tengah mata, dan hal itu tidak terjadi pada saat itu, semua pasang mata pada lukisan2 tersebut tepat menatap ke arah tengah2 kelas.

Masih dalam keadaan bingung dan bimbang apa yang harus dilakukan, akupun mencoba berpikir positif "mungkin saja lukisan nya memang digambarkan seperti itu", secara iseng aku berdiri berjalan ke depan kelas sambil menghitung tegel mencoba mengukur luas kelas, pada saat sampai di depan papan tulis, kulihat kembali lukisan2 itu yang entah mengapa merubah arah tatapan mereka ke arah depan papan tulis. masih dalam pikiran positif, kutujukan arah pandanganku fokus menatap lukisan RA Kartini yg saat itu satu2ny lukisan wanita diantara lukisan2 pahlawan lain. Sembari berjalan menuju arah belakang kelas kupandangi terus lukisan RA Kartini tersebut, dan benar saja ternyata arah pandangan lukisan tersebut selalu mengikuti kemana aku berjalan, dan ternyata bukan cuman lukisan RA Kartini saja, namun arah pandangan dalam semua lukisan tersebut mengikuti kemana aku berjalan. Bulu kudukku pun mulai berdiri pada saat sampai ke belakang kelas, sekali lagi ku berbalik badan dan sekali lagi kulihat lukisan RA Kartini yang seakan merubah bentuk bibirnya seakan-akan sedang tersenyum, pada saat itulah kuberlari keluar kelas sekencang-kencang nya, sampai tidak terlihat lagi daun pintu kelas 4 tersebut, dan menunggu datangnya teman sekelas di belakang pintu gerbang sekolah.

Satu persatu teman sekelas berdatangan melewati gerbang sekolah, dan mereka menyapa ku yang masih dalam posisi jongkok terengah-engah kehabisan nafas. "ndak masuk kamu ?" , kujawab "udah naruh tas aku, bentar lagi tak susul". setelah normal nafas ku, kuberanikan berjalan menuju ruang kelas 4, dan terlihat sudah ada sekitar 15 an teman ku yang sedang bercanda gurau. Dalam ketakutan ku, ku melihat meja baris depan yang terasa kosong belum ada yang menempati... Lalu tas biru yg kulihat tadi tas siapa? mulai lah aku bertanya teman2 yg ada di kelas dan mereka menjawab "tas biru apa sih? tadi pagi yg kulihat hanya tas mu yang berada di meja barisan tengah"

0 komentar

Posting Komentar